Rabu, 23 Mei 2012

GBPM Materi Ikatan Kimia


Kompetensi Dasar
Indikator
Media yang digunakan
Daftar pustaka
1.2. Membandingkan proses pembentukan ikatan ion, ikatan kovalen, ikatan koordinasi, dan ikatan logam serta hubungannya dengan sifat fisika senyawa yang terbentuk.

§ Menjelaskan kecenderungan suatu unsur untuk mencapai kestabilannya.


§ Media interaktif mengenai penyebab kecenderungan suatu unsur mencapai kestabilan.
§ Media interaktif bagaimana suatu unsur mencapai kestabilan.
[1] [2] [5]
§ Menggambarkan susunan elektron valensi atom gas mulia (duplet dan okted) dan elektron valensi bukan gas mulia (struktur Lewis).

§ Media interaktif bagaimana cara penulisan struktur lewis .
§ Media interaktif bagaimana penggambaran struktur lewis susunan elektron valensi atom gas mulia (duplet dan oktet).
§ Media interaktif bagaimana penggambaran struktur lewis susunan elektron valensi atom bukan gas mulia (duplet dan oktet).
[2] [5]
§ Menjelaskan  proses terbentuknya ikatan ion.
§ Media interaktif mengenai definisi ikatan ion serta contohnya
§ Media interaktif bagaimana proses terbentuknya ikatan ion.
[2] [4] [5]
§ Menjelaskan proses terbentuknya ikatan kovalen tunggal, rangkap dua, dan rangkap tiga.
§ Media interaktif mengenai definisi ikatan kovalen, macam-macamnya berdasarkan jumlah ikatan, serta contohnya.
§ Media interaktif bagaimana proses terbentuknya ikatan kovalen tunggal, rangkap dua, dan rangkap tiga.
[2] [3] [5]


Daftar Pustaka

[1]Gianto. 2009. Ikatan Kimia. http://kimiavegas.wordpress.com/. Akses pada 17 Mei 2012 pukul 12:24.
[2]Michael Purba. 2006. Kimia untuk SMA Kelas X Semester 1. Jakarta, Erlangga, hal: 98-114.
[3]Ratna,dkk. 2009. Ikatan Kovalen. http://www.chem-is-try.org/. Akses pada 17 Mei 2012 pukul 11:59.
[4]Rino Safrizal. 2011. Memahami Pembentukan Ikatan Ion. http://jejaringkimia.blogspot.com/. Akses pada 17 Mei 2012 pukul 12:05.
[5]Steven S. Zumdahl and Donald J. deCoste. World of Chemistry. USA, Houghton Mifflin Company, hal: 398-440.

Kajian dan Kerangka Pikir Materi Ikatan Kimia


Kajian
Berdasarkan peta konsep kompetensi yang dibuat, materi ikatan kimia perlu penguatan media karena siswa masih kesulitan dalam membayangkan bagaimana atom-atom yang sebegitu kecilnya dapat saling berikatan membentuk senyawa baru. Selain itu, siswa juga masih susah melakukan peramalan untuk menentukan jenis ikatan kimia apa yang terjadi pada penggabungan atom-atom yang berbeda, apakah termasuk ikatan kovalen tunggal, rangkap, atau rangkap tiga.

Kerangka Berpikir
Di alam semesta sangat jarang sekali ditemukan atom berdiri sendiri, melainkan hampir semuanya berikatan dengan atom lain dalam bentuk senyawa, baik senyawa kovalen maupun senyawa ionik. Atom-atom yang merupakan penyusun senyawa bersifat invisible (tak teramati), atom ini sangat kecil sehingga perlu media yang bisa mengkonkretkan cara pemikiran siswa tentang bagaimana atom-atom yang sebegitu kecilnya dapat berikatan satu sama lain membentuk ikatan kimia. Selain itu, elektron-elektron yang bergerak mengelilingi inti atom memiliki kekhasan dan jumlah yang berbeda untuk tiap atom, sehingga dengan adanya media yaitu penggambaran elektron valensi dengan stuktur lewis siswa akan lebih jelas dan mudah untuk melakukan peramalan terhadap jenis ikatan kimia apa yang akan terbentuk pada penggabungan atom yang berbeda. Hal ini akan mempermudah siswa untuk mengaitkan antara penggambaran stuktur atom melalui struktur lewis (elektron valensi) terhadap jenis-jenis ikatan kimia yang mungkin terbentuk.
Siswa perlu belajar mengapa atom-atom dapat saling berikatan, apa saja jenis-jenis ikatan kimia yang dapat dijelaskan dengan berbagai teori yang dikemukakan oleh para ilmuwan. Bagaimana Gilbert Newton Lewis dan Albrecht Kossel  menyusun konsep kestabilan berdasarkan fakta atau fenomena yang nampak agar teori tersebut mampu untuk menjelaskan fakta-fakta mengenai mengapa atom-atom dapat saling berikatan membentuk ikatan kimia sekaligus membuat peramalan terhadap jenis ikatan kimia yang mungkin terbentuk melalui penggambaran struktur lewis. Dengan demikian, siswa dapat belajar tentang bagaimana menemukan kelemahan dan kelebihan masing-masing teori dan diharapkan mampu menawarkan teori baru yang lebih baik tanpa menjatuhkan teori sebelumnya dengan. Selain itu, melalui penganalogian atom dengan benda lain, misalnya unsur non logam dan logam dianalogikan seperti cewek dan cowok, siswa semakin lebih mudah untuk mengidentifikasi sifat-sifat atom.

Senin, 14 Mei 2012

Zat Aditif

Zat Aditif
a.       Pengertian
Zat aditif pada makanan adalah zat yang ditambahkan dan dicampurkan dalam pengolahan makanan untuk meningkatkan mutu. Guna makanan untuk mendapatkan energi, memperbaiki sel-sel yang rusak, pertumbuhan, menjaga suhu dan menjaga agar badan tidak terserang penyakit, makanan yang bergizi merupakan makanan yang mengandung karbohidrat, lemak, protein, vitamin, mineral dan air. Untuk maksud tersebut kita memerlukan zat aditif.
Penggunaan bahan makanan pangan tersebut di Indonesia telah ditetapkan oleh pemerintah berdasarkan Undang-undang, Peraturan Menteri Kesehatan dan lain-lain disertai dengan batasan maksimum penggunaannya. Di samping itu UU Nomor 7 tahun 1996 tentang Pangan Pasal 10 ayat 1 dan 2 beserta penjelasannya erat kaitannya dengan bahan tambahan makanan yang pada intinya adalah untuk melindungi konsumen agar penggunaan bahan tambahan makanan tersebut benar-benar aman untuk dikonsumsi dan tidak membahayakan.Namun demikian penggunaan bahan tambahan makanan tersebut yang melebihi ambang batas yang ditentukan ke dalam makanan atau produk-produk makanan dapat menimbulkan efek sampingan yang tidak dikehendaki dan merusak bahan makanan itu sendiri, bahkan berbahaya untuk dikonsumsi manusia. Semua bahan kimia jika digunakan secara berlebih pada umumnya bersifat racun bagi manusia. Tubuh manusia mempunyai batasan maksimum dalam mentolerir seberapa banyak konsumsi bahan tambahan makanan yang disebut ADI atau Acceptable Daily Intake. ADI menentukan seberapa banyak konsumsi bahan tambahan makanan setiap hari yang dapat diterima dan dicerna sepanjang hayat tanpa mengalami resiko kesehatan. ADI dihitung berdasarkan berat badan konsumen dan sebagai standar digunakan berat badan 50 kg untuk negara Indonesia dan negara-negara berkembang lainnya. Satuan ADI adalah mg bahan tambahan makanan per kg berat badan. Contoh: ADI maksimum untuk B-karoten = 2,50 mg/kg, kunyit (turmerin) = 0,50 mg/kg dan asam benzoat serta garam-garamnya = 0,5 mg/kg.Untuk menghitung batas penggunaan maksimum bahan tambahan makanan, digunakan rumus sebagai berikut

BPM = ADIxB x1.000 / K (mg / kg)

BPM = batas penggunaan maksimum  (mg/kg)
B = berat badan (kg)
K = konsumsi makanan (gr)
Berdasarkan rumus diatas dapat disimpulkan bahwa semakin kecil tubuh seseorang maka semakin sedikit bahan tambahan makanan yang dapat diterima oleh tubuh.
b.       Macam-macam zat aditif
v  Zat Pewarna
Zat aditif ini dapat memberi warna pada makanan, sehingga makanan tersebut lebih menarik. Contoh pewarna alami: Anato (orange), Karamel (cokelat hitam), Beta karoten (kuning), Klorofil (hijau). Contoh pewarna sintetik: Biru berlian (biru), Coklat HT (coklat), Eritrosit (merah), Hijau FCF (hijau)
v  Penyedap rasa dan aroma serta penguat rasa
Zat aditif ini dapat memberikan, menambah, mempertegas rasa dan aroma makanan.
ü  Penyedap rasa dan aroma (flavour)
Penyedap rasa dan aroma yang banyak digunakan berasal dari golongan ester. Contoh: Isoamil asetat (rasa pisang), isoamil valerat (rasa apel), butil butirat (rasa nanas), isobutil propionat (rasa rum)
ü  Penguat rasa (flavour echancer)
Bahan penguat rasa atau penyedap makanan yang paling banyak digunakan adalah MSG (Monosodium Glutamate) yang sehari-hari dikenak dengan nama vetsin.
v  Zat pemanis buatan
Bahan ini tidak atau hampir tidak mempunyai nilai gizi, contohnya sakarin (kemanisannya 500x gula), dulsin (kemanisannya 250x gula), dan natrium siklamat (kemanisannya 50x gula) dan serbitol.
v  Pengawet
Zat aditif ini dapat mencegah atau menghambat fermentasi, pengasaman atau penguraian lain terhadap makanan yang disebabkan oleh mikroorganisme. Contoh bahan pengawet dan penggunaannya:
a. Asam benzoat, natrium benzoat dan kalium benzoat, untuk minuman ringan, kecap, acar ketimun dalam botol dan caos.
b. Natrium nitrat (NaNo3), untuk daging olahan dan keju.
c. Natrium nitrit (Na No2), untuk daging olahan, daging awetan dan kornet kalangan.
d. Asam propionate, untuk roti dan sediaan keju olahan.
v  Anti oksidan
Zat aditif ini dapat mencegah atau menghambat oksidasi. Contoh:
a. Asam askorbat (bentukan garam kalium, natrium, dan kalium), digunakan pada daging olahan, kaldu, dan buah kalangan.
b. Butil hidroksianisol (BHA), digunakan untuk lemak dan minyak makanan
c. Butil hidroksitoluen (BHT), digunakan untuk lemak, minyak makan, margarin dan mentega.
v  Pengemulsi, pemantap, dan pengental
Zat aditif ini dapat membantu pembentukan atau pemantapan sistem dispersi yang homogen pada makanan.
Contoh: agar-agar, gelatin, dan gom arab
v  Pemutih dan pematang tepung
Zat aditif ini dapat mempercepat proses pemutihan atau pematangan tepung sehingga dapat memperbaiki mutu pemanggangan. Contoh: Asam askorbat, aseton peroksida, dan kalium bromat.
v  Pengatur keasaman
Zat aditif ini dapat mengasamkan, menetralkan, dan mempertahankan derajat keasaman makanan. Contoh: asam asetat, aluminium amonium sulfat, amonium bikarbonat, asam klorida, asam laktat, asam sitrat, asam tentrat, dan natrium bikarbonat
v  Anti kempal
Zat aditif ini dapat mencegah pengempalan makanan yang berupa serbuk. Contoh: aluminium silikat (susu bubuk), dan kalsium aluminium silikat (garam meja)
v  Pengeras
Zat aditif ini dapat memperkeras atau mencegah melunaknya makanan. Contoh: aluminium amonium sulfat (pada acar ketimun botol), dan kalium glukonat (pada buah kalangan)
v  Sekuestran
Adalah bahan yang mengikat ion logam yang ada dalam makanan. Contoh: asam fosfat (pada lemak dan minyak makan), kalium sitrat (dalam es krim), kalsium dinatrium EDTA dan dinatrium EDTA
v   Penambah gizi
Zat aditif yang ditambahkan adalah asam amino, mineral, atau vitamin untuk memperbaiki gizi makanan. Contohnya: Asam askorbat, feri fosfat, vitamin A, dan vitamin D.
Bahan aditif makanan dapat digolongkan menjadi beberapa kelompok tertentu tergantung kegunaanya, diantaranya:
§  MSG sebagai penguat rasa makanan dan juga untuk melezatkan makanan. MSG merupakan zat aditif makanan buatan, sedangkan yang alami diantaranya adalah bunga cengkeh.
§  Tartrazin adalah pewarna makanan buatan yang mempunyai banyak macam pilihan warna, diantaranya Tartrazin CI 19140. Bahan pewarna makanan alami diantaranya adalah daun pandan.
§  Gom Arab adalah bahan aditif alami yang gunanya untuk mengemulsi minyak dan air agar dapat bersatu.
§  Garam alginat dan gliserin marupakan bahan adtif buatan yang digunakan untuk menstabilkan dan memekatkan suatu makanan sehinggga dapat membuat makanan bertekstur lembut dan rata

c.       Bahaya zat aditif
Dalam jumlah yang tidak terlalu berlebihan zat aditif ini tidak berbahaya, akan tetapi jikalau telah melebihi dari standar yang normal maka sangat berbahaya bagi kesehatan manusia. Misalnya dalam jangka panjang akan berakibat:
·         menyebabkan kanker
·         gangguan fungsi ginjal
·         merusak hati
·         menurunnya fungsi otak yang berakibat makin melemahnya daya ingat seseorang
·          dan efek-efek negatif lain yang dapat mengganggu kesehatan.






DAFTAR PUSTAKA